Rabu, 13 Juni 2012

Analisa Berbasis Objek dan Terstruktur

Ada dau macam perancangan , yaitu perancangan terstruktur dan berorientasi objek . Disini saya akan menjelaskan perbedaan antara kedua metode perancangan tersebut.

Perancangan Berbasis Objek (Object-oriented Analysis and Design / OOAD)
 
Perancangan berorientasi objek adalah suatu proses mentransformasikan model konseptual yang dihasilkan dari analisa berorientasi objek untuk memperhatikan batasan yang dikenakan oleh arsitektur yang dipilih.


Analisis beorientasi objek (OOA-Object Oriented Analysis) adalah tahapan perangkat lunak dengan menentukan spesifikasi sistem (sering orang menyebutnya sebagai SRS / System Requirement Spesification) dan mengidentifikasi kelas-kelas dan hubungannya satu terhadap yang lain.
http://en.wikipedia.org/wiki/Object-oriented_analysis_ and_ design

Perancangan berorientasi objek (OOD-Object Oriented Design) adalah merancang kelas-kelas yang teridentifikasi selama tahap analisis dan antarmuka pengguna (user interface). Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dan memungkinkanuntuk menambahkan beberapa objek dan kelas yang mendukung implementasi dari spesifikasi yang dibutuhkan

Dengan demikian perancangan berorientasi objek adalah suatu proses untuk mentransformasikan model konseptual dari hasil analisa berorientasi objek, dimana pada proses ini akan dilakukan identifikasi dan memungkinkan untuk melakukan penambahan beberapa objek dan kelas yang mendukung implementasi dari spesifikasi yang dibutuhkan.


Perancangan Terstruktur (Structured Analisys and Design / SSAD)

Metode ini diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur. Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.

Perancangan ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur. Ada empat kegiatan perancangan yang harus dilakukan, yaitu:

   1. Perancangan arsitektural; kita merancang struktur modul P/L dengam mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). Langkahnya adalah: mengidentifikasi jenis aliran (transform flowatau transaction flow), menemukan batas-batas aliran (incoming flow dan outgoing flow), kemudian memetakannya menjadi striktur hirarki modul. Selanjutnya, kita alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada modul-modul yang tepat.
   2. Perancangan data; kita merancang struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema basisdata dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD).
   3. Perancangan antarmuka; kita merancang antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan sistem lain, dan antarmuka antar-modul.
   4. Perancangan prosedural; kita merancang detil dari setiap fungsi pada modul. Notasi yang digunakan bisa berupa flow chart, algoritma, dan lain-lain.
Pastikan bahwa model perancangan yang dibuat sudah mengakomodasi kebutuhan non fungsional.

jadi semua tergantung dari kebutuhan dan dari sudut pandang mana anda melihatnya. Yang perlu anda ingat adalah tujuan dari pemodelan itu sendiri, yang mana agar pada akhir proyek sistem dapat diperoleh sistem informasi yang memenuhi kebutuhan pemakai, tepat waktu dan sesuai anggaran, serta mudah digunakan, dimengerti dan dipelihara.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar