Rabu, 25 April 2012

PENGENALAN STAR UML DAN PERBEDAAN ANTARA UML DENGAN DFD

StarUML adalah sebuah proyek open source untuk pengembangan secara cepat, fleksibel, extensible, featureful, dan bebas-tersedia UML / platform MDA berjalan pada platform Win32. Tujuan dari proyek StarUML adalah untuk membangun sebuah alat pemodelan perangkat lunak dan juga platform yang menarik adalah pengganti alat UML komersial seperti Rational Rose, Bersama dan sebagainya.

UML 2.0 UML standar yang terus berkembang dan dikelola oleh OMG (Object Management Group). Baru-baru ini, UML 2,0 direlease dan StarUML dukungan UML 2.0 yang akan mendukung standar terbaru UML.

MDA (Model Driven Architecture) MDA adalah teknologi baru yang diperkenalkan oleh OMG. Untuk mendapatkan keuntungan dari MDA, perangkat lunak alat pemodelan harus mendukung variabel banyak kustomisasi. StarUML dirancang untuk mendukung MDA dan menyediakan kustomisasi banyak variabel seperti profil UML sebagai, Pendekatan, Model Kerangka, NX (ekstensi notasi), kode MDA dan dokumen template dan sebagainya. Mereka akan membantu Anda alat pemasangan ke dalam budaya organisasi Anda, proses, dan proyek.

Plug-in Arsitektur Banyak pengguna yang memerlukan lebih banyak dan fungsi lebih ke alat pemodelan perangkat lunak. Untuk memenuhi persyaratan, alat tersebut harus telah didefinisikan dengan baik dalam plug-in platform. StarUML menyediakan secara sederhana dan kuat arsitektur plug-in sehingga siapapun dapat mengembangkan plug-in modul dalam bahasa COM-kompatibel (C + +, Delphi, C #, VB, dll)

Usability  Usability adalah hal yang paling penting dalam pengembangan perangkat lunak. StarUML diimplementasikan untuk memberikan berbagai fitur yang user-friendly seperti dialog Cepat, manipulasi Keyboard, ikhtisar Diagram, dkk

StarUML sebagian besar ditulis dalam Delphi. Namun, StarUML adalah proyek multi-bahasa dan tidak terikat dengan bahasa pemrograman tertentu, sehingga setiap bahasa pemrograman dapat digunakan untuk mengembangkan StarUML. (Misalnya, C / C + +, Java, Visual Basic, Delphi, JScript, VBScript, C #, VB.NET, dll)
  
Perbedaan antara UML dengan DFD (Data Flow Diagram)
UML berorientasi pada objek (OOP) sementara DFD berorientasi pada prosesnya.

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. UML tidak berdasarkan pada bahasa pemrograman tertentu. Standar spesifikasi UML dijadikan standar defacto oleh OMG (Object Management Group) pada tahun 1997.UML yang berorientasikan object mempunyai beberapa notasi standar.

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan sistem yang sedang berjalan logis.
 referensi : wikipedia

Selasa, 03 April 2012

RESENSI FILM "STEP UP 3D"

Judul Film : STEP UP 3D
Genre       : Drama Official
Site          : http://www.stepupmovie.com
Sutradara : Jon M. Chu
Produksi  : Patrick Wachsberger, Erik Feig, Adam Shankman, Jennifer Gibgot
Penulis     : AmyAndelson, Emily Meyer (skenario), Duane Adler (karakter)
Pemain    : Rick Malambri, Adam Sevani, Sharni Vinson, Alyson Stoner, Keith “Remedy” Stallworth, Kendra Andrews, Stephen “Twitch” BossRun
Waktu     : 94 menit

         Film Step Up 3D bercerita tentang kelompok street dancer kota newyork city yang didalamnya terdapat Lukas (Malambri) , Natalie (vinson) dan Moose (Sevani). Dimana mereka akan bersaing dengan dancer hip pop terbaik didunia.
             Dengan disutradarai oleh Jon Chu, yang juga menjadi sutradara Step Up 2: The Streets (2008), Step Up 3D memang tidak menawarkan sesuatu peningkatan yang berarti jika dilihat dari sisi kualitas akting atau jalan cerita – pada beberapa titik bahkan dapat dikatakan naskah cerita film ini lebih buruk daripada pendahulunya. Namun apa yang ditampilkan film ini lewat susunan koreografi yang sangat memukau dan memanfaatkan teknologi 3D dengan sangat baik, dipastikan akan membuat siapa saja akan dapat menikmati film ini.
          Dengan memanfaatkan benang merah dari Step Up 2 sebelumnya cerita yang diambil dari karakter Moose (Adam Sevani) dan Camille (Alyson Stoner), Step Up 3D mengisahkan perjalanan keduanya untuk menuntut ilmu di New York University. Moose yang sudah berjanji meninggalkan dunia tari dan fokus dengan kuliahnya. Tetapi janji tersebut sudah ia langgar sejak hari pertama.
        Moose secara tidak sengaja bertemu Luke (Rick Malambri), pria yang menjadi ketua sekelompok penari jalanan yang di beri nama The Pirates. Pertemuan ini membuat Moose berhasrat untuk kembali menari dengan sembunyi-sembunyi, agar tidak diketahui oleh Camille, Moose mulai berlatih menari kembali bersama The Pirates. Luke sendiri saat ini sedang giat-giatnya melatih para penari tersebut agar dapat bertanding di ajang kontes tari tingkat dunia yaitu, World Jam. Di tengah-tengah berbagai sesi latihan tari itulah terjadi banyak drama dan kejadian yang akan menghalangi The Pirates untuk dapat memenangkan kontes tersebut.
         Berbagai koreografi tari yang ditampilkan di sepanjang film ini adalah daya tarik utama dari Step Up 3D. Dan jika hal tersebut adalah hal yang mampu menarik perhatian Anda, maka Step Up 3D mungkin akan menjadi film terbaik sepanjang tahun ini. Dengan tata koreografi film ini ditampilkan dengan sangat baik. Memanfaatkan teknologi 3D, koreografi ini menggunakan berbagai gerakan yang akan membuat setiap penontonnya merasa dapat berinteraksi langsung dengan para penari yang terdapat di dalam jalan cerita film.
       Ditambah dengan susunan lagu yang mampu menghidupkan suasana tari tersebut. Step Up semenjak awal memang sepertinya didedikasikan sebagai sebuah film yang akan membangkitkan hasrat menari setiap orang yang menyaksikannya. Hal ini tetap dipegang teguh oleh Step Up 3D.
       Masih ada naskah cerita dan kemampuan akting para pemerannya yang akan mencegah film ini untuk dapat disebut sebagai sebuah film yang sempurna. Step Up (2006) dan Step Up 2: The Streets memang adalah sebuah film yang sangat miskin plot cerita. Namun, siapa yang akan menyangka bahwa Step Up 3D akan menawarkan plot cerita yang lebih tipis dari kedua seri tersebut.
         Adam Sevani dan Alyson Stoner, yang telah muncul di seri sebelumnya, sama sekali tidak menunjukkan kualitas akting yang berubah. Mereka terlihat nyaman dengan karakterisasi Moose dan Camille yang telah dibentuk sebelumnya. Dua karakter utama lainnya yang diperankan oleh Rick Malambri dan Sharni Vinson mungkin akan terlihat lebih menarik, hanya karena konflik yang mereka hadapi lebih mendalam dari apa yang dialami karakter Moose dan Camille.
      Sutradara Jon Chu sepertinya telah sangat nyaman dengan hasil yang ia capai lewat Step Up 2: the Streets. Film ini tidak begitu menawarkan perubahan yang berarti. Jalan cerita yang ditawarkan begitu tipis sehingga terkadang terasa sebagai sesuatu yang terlalu dibuat-buat. Kemampuan akting para pemerannya juga masih terlihat amatir, walaupun tidak dapat dikategorikan sebagai sangat buruk. Sebaliknya, aneka tarian yang ditampilkan, yang diambil langsung oleh kamera 3D – dan bukan melalui proses konversi, serta deretan lagu yang diperdengarkan ternyata mampu menjadi bagian terbaik dari film ini dan memberikan efek yang cukup mengagumkan.