Rabu, 30 Mei 2012

CERPEN


CINTA GILA

Tok…tok…tok!!! “Assallammulaiakum…” teriak seorang pemuda.
“Waalaikumsallam” jawab ku. Aku lalu membuka pintu dan melihat seorang pemuda berpakaian rapi.
“Maaf anda cari siapa? Tanyaku.
“Apakah benar disini sedang membutuhkan seorang supir?” Tanya pemuda tersebut dan berharap pekerjaan tersebut masih kosong.
“ooohh.. mau melamar pekerjaan menjadi supir, tunggu sebentar ya saya panggil mama dulu” kataku sambil mempersilahkan duduk. Aku pun lekas memanggil mama dan langsung ke kamar melanjutkan tidurku.
Beberapa saat kemudian aku terbangun dari tidurku, tiba-tiba  mama masuk kealam kamarku.
“Ada apa mah?” tanyaku kepada mamah.
“Pemuda yang tadi pagi itu yang menggantikan pak Min menjadi supir, namanya Bobby” jawab mama.
“Kenapa dia melamar menjadi supir disini? Sepertinya dia masih terlihat muda” tanyaku lagi sambil merapihkan tempat tidurku.
“Tidak tahu, mama tidak menanyakan itu kepadanya.” Jawab mama lagi.

Keesokan paginya saat aku ingin berangkat kuliah aku melihat seorang pemuda sedang mengelap mobil. Seketika aku tergagap aku pun bertanya-tanya mengapa pemuda setampan dia mau bekerja sebagai seorang supir. Dengan tiba-tiba dia menghampiriku.
“Maaf non, non mau berangkat kuliah ya? Mari saya antarkan.” Pintanya kepadaku.
            “Iya saya ingin berangkat kuliah, tapi jangan panggil saya non, kita kan masih sama-sama muda, panggil saja saya Melani. Sedangkan nama kamu siapa?” tanyaku sambil berjalan menuju mobil.
\           “Nama saya Bobby.” Jawab Bobby sambil membukakan pintu mobil dan langsung tancap gas menuju kampusku. Di depan kampus sudah terlihat Mery dan Jane sudah menunggu dibawah pohon rindang tempat biasa aku dan teman-temanku berkumpul.
            “Terima kasih ya Bob!!” Kataku sambil turun mobil dan lekas menghampiri Mery dan Jane yang sudah menungguku. Terlihat Mery dan Jane tersenyum selama aku turun dari mobil, entah apa yang mereka pikirkan.
            “Ehhheem… siapa tuh!!” Mery meledekku.
            “Cowok baru kamu ya mel?” Sahut Jane.
            “Ah kalian bisa saja meledekku, dia itu supir baruku, dia yang sekarang menggantikan Pak Min.” Jawabku
            “Yang benar kamu mel?” seru Jane
            “Sudah-sudah apa-apaan sih kalian ini. Aku mau masuk dulu ya, aku ada kelas bahasa Indonesia hari ini.” Sahutku sambil mengalihkan pembicaraan dan pergi menuju kelas.

            Setiap hari kemanapun aku pergi aku selalu diantarkan oleh Bobby. Suatu hari aku pernah berbicara kepadanya tentang kehidupannya.
            “Saat ini kamu tinggak dengan siapa Bob?” Tanyaku dengan rasa penasaran
            “Saai ini aku tinggal bersama nenekku.” Jawab Bobby
            “Mengapa kamu tidak tinggal bersama orang tua kamu?” tanyaku lagi kepadanya.
            “Kedua orang tuaku sudah lama meninggal. Mereka meningalkan aku sejak aku masih bayi, mereka meninggal akibat kecelakaan.” Jawab Bobby dengan sedih
            “oh maaf kan aku, aku tidak tahu kalau orang tuamu sudah lama meninggal.” Sahutku dengan rasa bersalah, aku pun menyesal telah membangkitkan kesedihannya.
            “Baiklah aku pamit pulan dulu ya, sudah malam.” Ucapnya kepadaku

            Suatu hari semakin lama aku sering bertemu tiba-tiba aku merasa tenang dan damai di dekat Bobby. Apakah aku telah jatuh cinta kepada Bobby. Ah, tidak mungkin aku jatuh cinta dengan Bobby. Tetapi aku tidak bisa memungkirinya, karena bila di dekatnya perasaanku tiba-tiba berubah seketika.
            Lalu suatu saat aku memberanikan diri mengatakan perasaanku kepadanya. Bobby pun tidak percaya kalau omonganku ini serius. Dia beranggapan bahwa tidak mungkin seorang supir berpacaran dengan majikkannya. Tapi lama-kelamaan sebenarnya dia juga suka kepadaku, dan dia bersedia menjadi pacarku tanpa diketahui mama.
            Suatu ketika mama mengetahui hubungan aku dengan Bobby. Saat aku baru pulang dari kampus bersama Bobby. Dengan wajah sangar mama menghampiriku dan langsung menampar pipiku dengan keras.
            “Bobby sekarang juga kamu angkat kaki dari rumah ini…!!! Cepat!!” Bentak mama dengan keras.
            “Ada apa nyonya?” Jawab Bobby dengan perasaan takut dan tidak mengerti.
            “Jangan pernah kamu menginjakkan kaki lagi di rumah ini dan jangan pernah sekali-sekali kamu menemui Melani lagi. Saya akan mencari supir penggantimu.” Bentak mama lagi dengan lebih keras.

Suatu malam aku dan mama sedang menuju perjalanan pulang. Kami pulang dari rumah nenek dengan supir baru kami. Malam itu jalanan benar-benar sudah tampak sepi. Tiba-tiba ban kami bocor.
Jalanan itu terlihat sangat sunyi disamping hanya terlihat pohon pohon besar saja. Tiba-tiba datang dua orang pemuda tak dikenal menghampiri kami. Spontan kedua pemuda tersebut mengeluarkan sebilah pisau dan langsung menodong kami.
“Serahkan semua barang- barang berharga kalian !! cepat!!” ujar perampok tersebut sambil menodongkan pisau kepada mama. Saat itu aku sangat takut dan hanya bisa pasrah dan berharap ada orang yang menolongku. Lain dengan mama, mama memberontak dan tidak mau menyerahkan apapun kepada perampok tersebut.
Kedua perampok tersebut kesal dengan mama. Mama lalu dicekik ole salah seorang perampok dan seorang lagi bergegas mencari barang berharga di dalam mobil.
Tiba-tiba ada seseorang datang dan ternyata Bobby mantan pacar sekaligus supirku itu. Bobby langsung memukul salah seorang perampok tersebut. Tiba-tiba dari belakang rekan perampok itu menusuk Bobby dari belakang. Serantak perampok tersebut lari.
Bobby dilarikan kerumah sakit terdekat. Untungnya Bobby tidak apa-apa dan masih belum terlambat untuk diselamatkan.
“Terima kasih banyak ya Bob, kalau tidak ada kamu saya sudah tidak tahu lagi apa yang akan terjadi.” Ujar mama dengan senyuman.
“Tidak apa-apa bu, itu memang sudah kewajiban saya menolong orang. Apalagi orang tersebut adalah mantan majikan saya.” Sahut Bobby balas dengan senyuman.
“Maafkan perkataan ibu yang dahulu ya !!! Ibu pernah memarahimu karena dekat dengan Melani. Ibu salah, padahal apa salahnya kalau kalian sudah sama-sama saling suka. Sekarang kamu boleh kok menjadi pendamping hidup Melani.” Ujar mama
“Terima kasih jika ibu sudah merestui dan mengijinkan hubungan saya dengan Melani.” Sahut Bobby dengan perasaan senang.
Akhirnya aku dan Bobby menjalani hubungan yang lebih serius sampai akhirnya ke jenjang pernikahan. Dan sampai sekarang kami hidup bahagia.
TAMAT

1 komentar:

  1. Andaikan teman ku yg namanya jhony dapat merasakan seperti itu,betapa bahgianya dya itu skrg.....
    Dan aku juga berharap yg terbaik untuknya.....

    BalasHapus