Pendekatan terstruktur lebih dikenal
dengan Structured Analisys and Design (SSAD), sedangkan pendekatan
berorientasi objek disebut dengan Object-oriented Analysis and Design
(OOAD). Pendekatan terstruktur lebih mengarah pada pendekatan
fungsional. Pada pendekatan berorientasi objek lebih melakukan
pendekatan pada objek. Objek merupakan identitas berarti bahwa data
diukur mempunyai nilai tertentu yang membedakan entitas. Pendekatan
terstruktur melakukan dekomposisi permasalahan berdasarkan fungsi atau
proses secara hirarki, mulai dari konteks sampai proses-proses yang
paling kecil sedangkan pada pendekatan berorientasi objek, dekomposisi
permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada dalam sistem.
Pendekatan
pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit digunakan dalam
pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak cukup
untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi
pengguna untuk melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD
lebih mudah digunakan dalam pembangunan system. Salah satu alasannya
karena tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga
meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir
pembangunan sistem. Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level
organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program
lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
Beberapa
keunggulan pendekatan terstruktur dibandingkan dengan pendekatan
berorientasi objek adalah pendekatan terstruktur tidak fokus pada
koding, sedangkan pendekatan berorientasi objek cenderung fokus terhadap
koding. Keunggulan yang lain adalah pada pendekatan terstruktur lebih
menekankan pada kinerja tim, sedangkan pendekatan berorientasi tidak.
Beberapa tools yang digunakan pada pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur seperti:
- DFD (Data Flow Diagram )
- Kamus Data
- Entity Relationship Diagram (ERD)
- State Transition Diagram (STD)
dan tools yang digunakan pada pendekatan sistem berorientasi objek seperti :
- Rational Unified Process (RUP) (Rational Software – IBM 2003)
- Fusion (Coleman 1994)
- STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
- Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
- Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
- Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad & Yourdon 1989)
- Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad & Yourdon 1991)
- Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
- Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al. 1991)
- Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
Berikut akan adalah perbandingan antara kelebihan dan kekurangan dari pendekatan terstruktur dan berorientasi objek.
Keuntungan pendekatan terstruktur :
- Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
- Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
- Standarisasi (standardization).
- Orientasi ke masa datang (future orientation).
- Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).
Keuntungan pendekatan berorientasi objek :
- Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system
- Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi,
ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi
dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
- Tidak ada
pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan
komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan
sistem.
- Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan
implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat
dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
- Relasi obyek
dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti
kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini
memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
- Memungkinkan
adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran
software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem
yang kompleks (Booch, 2007).
- Encapsliation data dan method,
memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan
memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
- OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
- Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah
menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara
terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini
memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera
masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel
dan mudah dalam memelihara.
Sedangkan untuk kekurangan dari pendekatan tersruktur :
- SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
- Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
- Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena
sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap
perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
- Selain dengan menggunakan
desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk
mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna
untuk melakukan evaluasi.
- Pada SAAD sulitt sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
- SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
- SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman
berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung
bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek
(Jadalowen, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar